Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAJIAN ISLAM “NAUNGAN POHON SURGA”

Kajian islam tentang surga, Di surga ada sebuah pohon yang besarnya, tingginya kerindangan daunnya, keharuman bunganya, akarnya, burung-burung yang bertengger di dahannya, dan banyak buah yang dihasilkan tidak bisa dibayangkan oleh manusia mengenai jumlah dan ukurannya. Hanya Alloh yang mengetahuinya, karena la yang menciptakan. keindahan pohon itu tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata juga tidak bisa dibayangkan dengan angan-angan.

Dari pohon besar inilah dihasilkan aneka macam buah dan makanan, yang bisa dinikmati oleh penghuni setiap saat. Naungan dedaunannya membentang melebihi luasnya langit dan bumi. Sehingga orang yang mengendarai kendaraan di bawah naungannya bisa menempuh ratusan ribu kilo meter, tanpa terputus naungan pohon tersebut.

Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudriy, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, dimana orang yang berjalan dengan mengendarai kuda yang berlari cepat selama 100 tahun, maka naungan pohon tersebut tidak akan putus". (sumber Shahih Muslim, hal: VIII /144).

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, bahwa Rasululloh SAW bersabda : Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, dimana orang bisa berjalan dengan mengendarai (kendaraan) dibawah naungannya selama 100 " tahun , (Sumber Shahih Muslim, hal: VIII /144)

Sahal bin Sa’id meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, orang yang mengendarai bisa berjalan di bawah naungannya selama 100 tahun, maka naungannya tidak akan terputus ". Sumber Shahih Muslim. Kal: VIII /144

Dalam hal ini, Allah menjelaskan dalam firmanNya : "Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya". (Surat Waqi’ah: 30-33)

Sewaktu Rasulullah SAW di Sidratul Muntaha (Sidratul Muntaha, merupakan tempat Mi’raj Rasulullah yang kedelapan, yang dimaksudkan adalah beliau sampai naik ke atas yaitu tingkatan yang kedelapan yang disebut "Kursi" yang terbuat dari mutiara putih. Demikian menurut Al-Qulyubiy. (Kitab "Dardir". hal: 19).)

Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj-nya, beliau melihat ada pohon besar yang dari akarya memancar berbagai jenis mata air yang akhirnya menjadi beberapa sungai di surga, diantaranya adalah :

1) Sungai air, yang airnya tidak berubah sedikitpun, baik rasanya, warnanya dan baunya.

2) Sungai Susu, yang rasanya tidak berubah sedikit pun.

3) Sungai khamer (arak), yang rasanya sangat lezat dan segar.

4) Sungai madu, yang jerih dan nikmat rasanya.

Besarnya pohon yang menjadi sumber dari jenis sungai di Sidratul Muntaha ini digambarkan sebagai berikut :

Bila seseorang mengendarai kuda berlari kencang di bawah naungan pohon itu selama 70 tahun, Ia tetap tidak akan bisa memutuskan naungan pohon tersebut. Buahnya seperti Desa Hajar, (desa hajar adalah desa yang terletak dekat dengan kota madinah), daunnya bagaikan telinga gajah, Daun-daunnya dapat untuk menutupi seluruh manusia di alam ini.

Dalam suatu riwayat disebutkan : "Satu helai daun dari pohon di Sidratul Muntaha itu dapat menaungi mahluk yang hidup di bumi ini. Setiap daun ada Malaikat yang menutupinya daun pohon tersebut dengan beraneka warna, sehingga tak bisa diketahui apa warna yang sebenarnya. MaLaikat yang menutupi daun pohon tersebut berdasarkan perintah Allah SWT, sedangkan setiap daun yang telah ditutupi oleh Malaikat akan berubah warnanya".

Di dalam suatu riwayat yang lain disebutkan : Tak ada satu orangpun (dari umat manusia) yang mampu menisifati tentang keelokan daunnya".

Pada daun tadi di atasnya terdapat kupu-kupu terbuat dari emas, sedangkan pada akar pohonnya terdapat empat sungai, dua sungai berada di dalam (Yang dimaksudkan dengan sungai yang berada di dalam adalah sungai Kautsar dan salsabil atau zanjabil. Ada juga yang mengatakan bahwa sungai yang berada di dalam adalah sungai Rayyan dan Tasnim) dan sungai lagi berada di luar.( Lihat "Ad-dardir". hal: 21) Naungan pohon surga yang begitu luas membentang lebih dari jutaan kilometer itu, coba bandingkan dengan naungan yang ada dunia, yaitu naungan yang terjadi pada waktu sebelum terbit matahari dan sesudah terbenamnya.

yaitu naungan malam hari, yang gelapnya merata di dunia, Sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas. Sebagaimana firman Allah Ta’ala : "Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana dia memanjangkan bayang-bayang". (Surat Al-Furqan: 45)

Maksudnya, sebelum terbit matahari dan sesudah terbenamnya sampai masuk pada kegelapan malam.

Rasulullah SAW bersabda: Apakah aku tidak menceritakan kepadamu tentang Sa’ah, yang menyerupai dengan beberapa Sa’ah (waktu) di surga, yaitu masa sebelum terbit matahari, bayangannya memanjang, rahmatnya Sa’ah itu merata, berkahnya juga banyak. Sumber daqa’iqul Akhbar hal 42 bab 44.

Itulah perbandingan yang mencolok antara naungan yang ada di surga dengan naungan yang ada di dunia. Naungan yang ada di dunia saja sudah begitu nikmatnya untuk dirasakan. Tidak hanya manusia yang merasakan, tumbuh-tumbuhan dan binatang pun bisa merasakan kenikmatanya naungan di dunia. Malam adalah naungan panjang yang membentang di alam raya, keberadaannya saogat dibutuhkan oleh seluruh mahluk yang ada di alam ini.

Berteduh dari sengatan sinar matahari adalah suatu kenikmatan yang luar biasa. Tidak bisa dibayangkan kenikmatan dan kelezatannya jika kita bisa berteduh di bawah naungan pohon besar yang ada di surga. Mudah-mudahan kita bisa merasakannya. Amiin.

Posting Komentar untuk "KAJIAN ISLAM “NAUNGAN POHON SURGA”"