KAJIAN ISLAM TENTANG "UPAYA SETAN MEROBEK IMAN PADA SAAT NAZA’ / SAKARATUL MAUT"
Dalam KAJIAN ISLAM ini Disebutkan dalam suatu hadits : Ketika seseorang sedang dicabut ruhnya, maka datanglah setan, lalu duduk dekat kepala orang itu, seraya berkata : Tinggalkan agama ini, katakan bahwa Tuhan itu-ada dua, sehingga kami selamat dari kesakitan Jika terjadi peristiwa seperti ini merupakan bahaya yang sangat mengerikan dan menakutkan. Karena itu, hendaknya kalian selalu menangis dan merendahkan diri pada Allah dengan memperbanyak ibadah dan berdzikir kepadaNya, agar selamat dari siksaan Allah.
Abu Hanifah pemah ditanya : "Dosa apa yang dikhawatirkan bisa melepas keimanan ?". Abu Hanifah menjawab : Meninggalkan rasa syukur atas diberinya iman, tidak ada rasa takut (pada Allah) di akhir umurnya, serta suka menganiaya seseorang. Kebanyakan seseorang yang kedapatan tiga perkara ini dalam hatinya ia keluar dari dunia dalam keadaan kafir, kecuali orang yang mendapat hidayah.
Dikatakan, bahwa yang paling pedih siksaan seseorang menjelang ajalnya adalah dalam keadaan haus dengan hati terbakar. Pada waktu itu, setan mendapat kesempatan untuk melepas keimanannya. Setan datang dekat kepalanya dengan membawa semangkuk air kental kemudian setan menggerak-gerakkan mangkuk tersebut di hadapan orang mukmin tadi.
Orang mukmin itu berkata : "Berilah aku air la tidak megetahui bahwa yang membawa mangkuk adalah setan Setan kemudian berkata : "Katakan, bahwa tidak ada yangenciptakan alam ini. Setelah itu, aku akan berikan air ini kepadamu". Jika orang itu dalarn keberuntungan maka ia tidak akan menjawab sedikitpun dari permintaan setan yang menyesatkan.
Setan datang lagi dari arah kedua telapak kakinya dengan menggerak-gerakan mangkuk yang berisi air. Orang mukmin itu berkata : "Berilah aku air". Setan menjawab :
■"Katakan dahulu, bahwa Rasul itu pembohong. Setelah itu, air ini akan aku berikan padamu". Barang siapa yang celaka, ia akan menjawab perintah sesat tersebut, karena idak sabar atas kehausannya. Akhirnya keluarlah ia dari dunia ini dalam keadaan kafir. Na'udzu billah Min Dzalik.
Sebaliknya barang siapa yang beruntung ia akan megembalikan ucapan setan tersebut, karena dirinya metahui siapa yang mengajak kekufuran dan kesesatan di saat ajalnya akan tiba, tidak lain adalah setan.
Sebagaimana kisah Abu Zakariyah. Disebutkan bahwa Abu Zakariyah adalah seorang zuhud, tatkala ia mendekati ajalnya, datanglah beberapa temannya. Pada waktu ?tu, ia dalam keadaan sakaratul maut, kemudian teman mengajarkan kalimat thoiyyibah, yaitu lafadh : La Ilaha Illalloh Muhammadurrosululloh, maka ia memalingkan wajahnya dari teman-temannya, Abu Zakariyah tidak mengucapkan kalimat itu sedikit pun. Temannya lantas menuntun dirinya mengucapkan kalimat thoiyyibah untuk yang kedua kalinya. la tetap memalingkan wajahnya. Pada temannya mengucapkan kepadanya untuk yang ketiga kalinya, ia berkata : "Aku tidak akan mengucapkan".
Melihat kenyataan ini teman-teman Abu Zakariyah jadi bingung, Ketika Abu Zakariyah sudah sadar dari komanya setelah mengafami sakaratul maut, ia pun membuka matanya seraya berkata kepada teman-temannya : "Apakah kalian telah mengatakan sesuatu padaku ?. Mereka menjawab : "Ya, kami telah menuntunmu untuk mengucapkaN kalimat syahadat tiga kali, dan engkau berpaling dua kali yang ketiga kalinya engkau mengatakan : "Aku tidak aka mengucapkan".
Abu Zakariyah lantas berkata : "Iblis datang kepadaku dengan membawa semangkuk air, ia berdiri disisi kanan dengan menggerak-gerakkan mangkuknya, dengan berkata: "Apakah kamu membutuhkan air ? Jika kamu mebutuhkan air maka katakan Isa adalah anak Allah". Aku lantas berpaling ke arah kiri, Iblis itu pun mengikutiku, berdiri di sebelah kiriku dan berkata seperti yang pertama Untuk yang ketiga kalinya ia berkata "Katakanlah, tidak ada Tuhan". Aku langsung menjawab : "Tidak, aku tidak akan megucapkan". Setelah itu, Iblis membanting mangkuknya ke tanah dan mundur dengan berlari. Aku ini menolak Iblis, tidak menolak kalian. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya.
KAJIAN ISLAM dari Manshur bin Ammar berkata : "Apabila telah dekat kematian seorang hamba, maka dirinya dibagi menjadi lima bagian, yaitu :
1) Hartanya untuk ahli waris,
2) Ruhnya untuk malaikat maut,
3) Dagingnya untuk makanan ulat, tulangnya untuk tanah,
4) Kebaikannya untuk musuhnya,
5)Setan untuk mencopot imannya.
la berkata lagi : Kalau ahli waris menghilangkan hartanya diizinkan. Malaikat maut menghilangkan nyawanya diizinkan. Ulat memakan dagingnya diizinkan. Musuhnya menghilangkan kebaikannya diizinkan. Semoga iman tidak hilang ketika mati, sebab hilangnya iman berarti berpisah dari agama Tauhid. Sedangkan pisahnya ruh dari jasad tidak berarti ia berpisah dengan Tuhannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang terjadi setelah ia berpisah dengan ruhnya, kecuali Allah. Maka celakalah dia jika imannya sampai lepas di saat ruhnya berpisah dari jasadnya.
Semoga kita semua akan meninggal dalam keadaan Islam dan mengucapkan Kalimah syahadat Amiiin Ya Alloh