Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perilaku Hidup Bersih Sehat

HIDUP bersih dan sehat sangat penting bagi kehidupan manusia. Betapa tidak, banyak sekali penyakit yang ada saat ini dikaitkan dengan pola hidup yang tidak bersih dan sehat. Misalkan saja flu burung dan flu babi yang belakangan membuat resah seluruh penduduk dunia. Padahal penyakit tersebut dapat dicegah dengan hidup bersih melalui aktivitas sederhana, misalnya dengan membiasakan diri cuci tangan, serta membersihkaan dan memvaksinasi rutin hewan peliharaan atau ternak. Sayangnya masih banyak yang mengabaikan pola hidup sehat dan bersih.
Kehidupan modern yang dinamis dan serba cepat kadang membuat manusia mau praktisnya saja.
PHBS (Perilaku hidup bersih sehat) Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat. Manfaatnya tidak hanya untuk mencegah penularan penyakit, tetapi juga untuk mengatasi masalah kesehatan lain, misalnya masalah gizi.
Diharapkan melalui program PHBS, masyarakat dapat mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat atas dasar kesadaran sebagai hasil perribelajaran.Dengan demikian, masyarakat dapat menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam mewujudkan kehidupan yang sehat.
10 INDIKATOR PHBS (Perilaku hidup bersih sehat)
> Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
> Memberi ASI eksklusif pada bayi
> Menimbang bayi dan balita
> Menggunakan air bersih Mencuci tangan dengan air bersih
> Menggunakan jamban sehat
> Memberantas jentik nyamuk
> Makan buah dan sayur tiap hari
> Melakukan aktivitas fisik setiap hari
> Tidak merokok dalam rumah
Dalam pelaksanaannya,dinas kesehatan memberdayakan puskesmas serta kader masyarakat.Menurut Dr.Hakim, yang pertama dilakukan adalah survey langsung ke tiap RT dengan sasaran difokuskan pada pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, serta pengasuh anak.Tujuannya adatah untuk mendeteksi masalah kesehatan serta indikator PHBS yang rnasih belum terpenuhi di RT tersebut sekaligus sosialisasi PHBS.
"Misalnya jika satu RT masih belum terbiasa cuci tangan, maka untuk membiasakannya dapat disediakan tempat cud tangan di depan rumah,Hal tersebut akan dilaporkan ke pihak terkait seperti kelurahan.Uniuk pelaksanaannya dapat dari anggaran pemerintah melalui dana PPMK (Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) atau urunan masyarakat. Selanjutnya, akan ditindaklanjuti dan dimonitor oleh kader terlatih dengan bantuan petugas puskesmas, jelas Dr. Hakim. Setiap RT pastinya mempunyai masalah yang berbeda. Pada umumnya indikator yang masih belum terpenuhi di Jakarta dan sekitarnya adalah pemberian ASI eksklusif serta tidak merokok dalam rumah.
Membudayakan PHBS
Untuk mendorong masyarakat melakukan PHBS maka diadakanlah perlombaan tingkat RW seluruh Indonesia. Penilaian dilakukan berdasarkan 10 indikator PHBS yang disesuaikan dengan kondisi RW masing-masing. Misalnya jika di RW tersebut tidak terdapat ibu menyusui, maka indikator pemberian ASI eksklusif tidak dinilai.
Sejauh ini pelaksanaan program PHBS yang dilakukan oleh dinas kesehatan sendiri, menurut Dr. Hakim, sudah diusahakan mencakup seluruh RT. Contohnya, RW 3 Kelurahan Cideng yang termasuk dalam area kerja Dinkes Jakarta Pusat, pernah menjadi juara lomba PHBS tingkat nasional pada tahun 2020 Dr. Hakim menegaskah bahwa PHBS merupakan salah satu jalan keluar untuk mencapai masyarakat Indonesia yang sehat/Karena sakit itu mahal, jadi mencegah lebih baik'tutupnya.