Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gangguan Tidur Pada Stroke

Oleh Herlina Suryawati TIDUR merupakan proses aktif yang dihasilkan dan dimodulasi oleh sistem saraf kompleks terutama di Hipotalamus, batang otak dan talamus. Pada kasus-kasus kelainan saraf, tidur dapat terganggu oleh beberapa mekanisme antara lain: terdapatnya kelainan di area otak "yang berfungsi mengontrol keadaan tidur dan terjaga seseorang, adanya kelainan yang bisa mencetuskan rasa nyeri dan lain-lain.
Gangguan tidur dapat mempengaruhi jalannya penyakit pada kelainan neurologi yang mempengaruhi aktivitas di siang hari, kualitas hidup, angka kesakitan dan bahkan kematian.
Fisiologi tidur:
Tdur yang normal terbagi alas 2 tips yaitu non rapid eye movement (NREM) dan rapid movement (REM). Perubahan aktivitas otak pada tiap fase ini dapat dilihat dengan alat elektroensefalografi (EEG)
saat tidur berlangsung. tidur NREM ditandai dengan menurunnya aktivitas normal tubuh. Saat tidur mulai dalam, gelombang otak yang diukur dengan EEG akan melambat dan memiliki amplitudo yang lebih besar, napas dan denyut janiung melambat dan tekanan darah turun.
Tipe REM merupakan masa aktif tidur ditandai dengan aktivitas otak yang intens. Biasanya teqadi 70 - 90 menit setelah seseorang tertidur. Gelombang otak menjadi cepat dan tidak teratur sama dengan
orang dalam keadaan terjaga. Nafas menjadi lebih cepat, tidak teratur dan dangkal, mata bergerak secara berulang ke berbagai arah dan otot-otot anggota gerak menjadi lumpuh sementara, Denyut jantung meningkat dan tekanan darah naik. Pada fase ini sering terjadinya mimpi, Masing-masing tingkatan di atas memainkan peran parting dalam tidur normal sehingga keseimbangan dan masing-masing tingkatan
harus terjaga dengan baik untuk mendapatkan tidur yang sehat : sehingga dapat meningkatkan daya ingat, suasana hati dan kemampuan berkonsentrasi.
Jenis Gangguan tidur
Tidur yang berkualias pada malam hari merupakan bagian paling penting dalam masa pemulihan stroke. Namun gangguan tidur sering dialami pasien stroke. Ketika gangguan berlangsung lama maka dianggap sebagai suatu masalah. Gangguan tidur bisa membuat frustasi sehingga menyebabkan kelelahan dan mudah marah. Hal ini dapat menpengaruhi kesehaten dan kualitas hidup penderita stroke dan menimbulkan bahaya serius terjadinya stroke berulang. Jenis yang sering terjadi antara lain, Gangguan tidur obstruksi / obstructive steep apnea (OSA), insomnia, gangguan irama skardiaa
a Gangguan tidur obtruksi/Obstructive sleep apnea (OSA)
OSA ditemukan lebih 50% pasien stroke akut dan masa pemulihan. OSA merupakan faktor risiko terjadinya stroke dan dapat mencetuskan terjadinya kejadian ulangan.OSA, suatu kelainan dimana aliran udara ke otak terhertti atau menurun akibat terjadinya apnea tidur obstruktif. Kejadian apnea atau hipopnea berlangsung sedikitnya 10 detik. Sebagian besar berlangsung 10-30 detik, tapi kadang bisa berlanjut sampai satu menit atau lebih. Apnea adalah berhentiya aliran napas total, dapat disebabkan oleh gagalnya susunan saraf pusat untuk memicu napas(apnea sentral) atau disebabkan oleh obstruksi (sumbatanj saluran napas atas (apnea obstruktif). Penyebab Apnea obstruktif adalah kolapsnya dinding faring (saluran napas atas).
Hpopnea adalah sumbatan parsiai saluran napas atas yang di tandai penurunan kadar oksigen minimal 3%. OSA merupakart gangguan tidur yang cOkup sering dijumpai. Gejaia OSA: tidur mendengkur, henti napas waktu mengantuk berlebihan sepanjang hari, sering buang air kerluar malam hari, nyeri kepala pagi hari, insomnia susah tidur gangguan konsentrasi dan : daya ingat serta menurunnya libido, Kelainan ini dapat meningkatkan reflektor risiko terjadinya stroke.