Hati menjerit saat syaraf Kejepit
Seiring usia bertambah, seringkali terjadi jepitan saraf pada tulang belakang leher. Penyebabnya beragam, salah satunya penonjolan bantalan sendi tulang belakang leher.TULANG belakang dilalui saraf utama tubuh yang berperan dalam gerakan kaki, tangan dan berbagai aktivitas organ lain. Diantara tulang belakang terdapat bantalan sendi yang berperan untuk meredam getaran pada daerah tersebut, sekaligus sebagai alat bantu gerakan tulang belakang.
Akibat proses penuaan, bantalan sendi yang dikenal dengan diskus intervertebral ini mengalami kerusakan, hingga menonjol dan mengakibatkan penekanan pada saraf Selain bantalan sendi, masih ada faktor lain yang dapat mengakibalkan penekanan saraf di leher. Misalnya penonjolan tulang dan penebalan pada jaringan lunak di sekitar saraf.
GEJALA DAN PENGOBATAN SARAF KEJEPIT
Penekanan pada saraf akibat rusaknya bantalan sendi menimbulkan berbagai gejala, Pasien awalnya akan merasakan nyeri pada leher. Jika dibiarkan, akan terasa nyeri pada lengan atas, kelemahan pada tangan, hingga mengakibatkan kelemahan gerak.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, dapat terjadi penekanan yang hebat hingga mengakibatkan kelumpuhan.Untuk mengatasi keluhan, pada awalnya hanya diberikan obat anti nyeri dan dilakukan fisioterapi. Jika pengobatan tersebut tidak berhasil, dan keluhan semakin bertambah, maka pilihan terakhir adalah operasi. Berdasarkan penelitian, tidak semua pasien yang mengalami gejala seperti ini perlu dilakukan operasi, terutama jika setelah diberikan terapi pengobatan dan fisioterapi keluhannya semakin berkurang.
KAPAN PERLU OPERASI SARAF KEJEPIT ?
tindakan operasi dilakukan setelah diberikan pengobatan lebih dari 4-6 minggu, tidak terdapat perbaikan bermakna, atau jika keluhannya malah bertambah parah. Terdapat berbagai teknik operasi, tujuannya untuk menghilangkan jepitan pada saraf yang disebabkan oleh bantalan sendi, penonjolan tulang atau
faktor lain. Beberapa teknik hanya membuang sedikit bagian yang mengalami penjepitan, sehingga tidak mengakibatkan gangguan stabilitas tulang belakang. Teknik yang lain membuang sebagian besar komponen bantalan sendi yang mengakibatkan penekanan, sehingga dapat mengakibatkan instabilitas
pada bagian tersebut Penggunaan teknik konvensional adalah dengan bagian membuang bantalan sendi yang rusak, diganti oleh tulang, tujuannya untuk menyatukan segmen tulang belakang tersebut. Dengan adanya penyatuan, maka tidak terdapat lagi instabilitas pada daerah yang sebelumnya mengalami penekanan. Kekurangan teknik ini, bagian tersebut tidak dapat lagi bergerak bebas, sehingga gerakan leher terbatas.
PENGGANTIAN SENDI TULANG BELAKANG LEHER
Untuk menghindari adanya keterbatasan Gerak akibat segmen tulangyang disatukan, saat ini terdapat teknologi yang dapat menggantikan fungsi bantalan sendi menyerupai aslinya. Instrumen ini memungkinkan gerakan dari segmen yang sebelumnya terjadi penekanan dan dibuang bantalannya.Tekniknya dikenal dengan total disc arthroplasty.
Dengan tetap bergeraknya segmen tulang belakang, maka penderita akan merasa lebih nyaman. Selain itu kondisi ini juga Membuat segmen lain terhindari dari percepatan mengalami degenerasi. Hal yang terjadi bila dilakukan penyatuan pada koreksi segmen tulang belakang yang terjadi penekanan. Keuntungan lain, tindakan ini tidak memerlukan tambahan tulang untuk melakukan penyatuan. Kemungkinan terjadi gagal penyatuan juga dapat dihindari dengan tindakan ini. Tidak digunakannya implant seperti plate Juga menghindari adanya iritasi pada saluran cerna makanan pemulihan pasienjuga lebih cepat dibandingkan tindakan penyatuan tulang.
Siapa yang dapat dilakukan tindakan ini?
> Penderitajepitansarafdi leher yang tidak dapat diatasi dengan tindakan non operasi, seperti pemberian obat atau atau fisioterapi.
> Biasanya hanya untuk satu level diskus, bila terjadi pada beberapa level, dokter akan memberikan pertimbangan.
> Tidak direkomendasikan pada pasien yang sebelumnya sudah melakukan tindakan operasi penyatuan tulang belakang leher.
> Penderita yang mengalami osteoporosis atau infeksi aktif pada tulang belakang juga tidak direkomendasikan.
RISIKO PASCA TINDAKAN
Risiko pasca tindakan disc replacement surgery hampir sama dengan tindakan operasi lain pada daerah leher. Hanya saja dibandingkan tindakan lain, risiko pada teknik ini relatif lebih rendah, diantaranya perdarahan, infeksi, cedera pada persarafan atau saluran cerna atas, kesulitan menelan (biasanya hanya sementara) hingga posisi implan bergeser sehingga perlu dilakukan pembedahan ulang.
MASA PEMULIHAN
Setelah dilakukan tindakan, pasien akan mendapatkan perawatan tidak terlalu lama, sekitar 2-3 hari.
Kadang perlu dipasang imobilisasi penyangga leher untuk beberapa pekan, bergantung pada tindakan operasi yang dilakukan. Nyeri akibat tindakan ini biasanya tidak terlalu hebat, dan akan hilang dalam beberapa hari. Gangguan yang timbul akibat tekanan saraf, seperti rasa nyeri, baal, dan kelemahan biasanya akan pulih dalam beberapa waktu. Tergantung pada tingkat keparahan yang terjadi.
Untuk konfirmasi bahwa posisi sendi buatan tidak berubah, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen secara berkala. Biasanya penderita akan dapat melakukan pekerjaan ringan setelah dua hingga tiga minggu, dan dapat melakukan pekerjaan seperti semula setelah enam hingga delapan minggu.
Dr.GATOT IBRAHIM Sp.OT (sumber www.radiografer.info)
Akibat proses penuaan, bantalan sendi yang dikenal dengan diskus intervertebral ini mengalami kerusakan, hingga menonjol dan mengakibatkan penekanan pada saraf Selain bantalan sendi, masih ada faktor lain yang dapat mengakibalkan penekanan saraf di leher. Misalnya penonjolan tulang dan penebalan pada jaringan lunak di sekitar saraf.
GEJALA DAN PENGOBATAN SARAF KEJEPIT
Penekanan pada saraf akibat rusaknya bantalan sendi menimbulkan berbagai gejala, Pasien awalnya akan merasakan nyeri pada leher. Jika dibiarkan, akan terasa nyeri pada lengan atas, kelemahan pada tangan, hingga mengakibatkan kelemahan gerak.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, dapat terjadi penekanan yang hebat hingga mengakibatkan kelumpuhan.Untuk mengatasi keluhan, pada awalnya hanya diberikan obat anti nyeri dan dilakukan fisioterapi. Jika pengobatan tersebut tidak berhasil, dan keluhan semakin bertambah, maka pilihan terakhir adalah operasi. Berdasarkan penelitian, tidak semua pasien yang mengalami gejala seperti ini perlu dilakukan operasi, terutama jika setelah diberikan terapi pengobatan dan fisioterapi keluhannya semakin berkurang.
KAPAN PERLU OPERASI SARAF KEJEPIT ?
tindakan operasi dilakukan setelah diberikan pengobatan lebih dari 4-6 minggu, tidak terdapat perbaikan bermakna, atau jika keluhannya malah bertambah parah. Terdapat berbagai teknik operasi, tujuannya untuk menghilangkan jepitan pada saraf yang disebabkan oleh bantalan sendi, penonjolan tulang atau
faktor lain. Beberapa teknik hanya membuang sedikit bagian yang mengalami penjepitan, sehingga tidak mengakibatkan gangguan stabilitas tulang belakang. Teknik yang lain membuang sebagian besar komponen bantalan sendi yang mengakibatkan penekanan, sehingga dapat mengakibatkan instabilitas
pada bagian tersebut Penggunaan teknik konvensional adalah dengan bagian membuang bantalan sendi yang rusak, diganti oleh tulang, tujuannya untuk menyatukan segmen tulang belakang tersebut. Dengan adanya penyatuan, maka tidak terdapat lagi instabilitas pada daerah yang sebelumnya mengalami penekanan. Kekurangan teknik ini, bagian tersebut tidak dapat lagi bergerak bebas, sehingga gerakan leher terbatas.
PENGGANTIAN SENDI TULANG BELAKANG LEHER
Untuk menghindari adanya keterbatasan Gerak akibat segmen tulangyang disatukan, saat ini terdapat teknologi yang dapat menggantikan fungsi bantalan sendi menyerupai aslinya. Instrumen ini memungkinkan gerakan dari segmen yang sebelumnya terjadi penekanan dan dibuang bantalannya.Tekniknya dikenal dengan total disc arthroplasty.
Dengan tetap bergeraknya segmen tulang belakang, maka penderita akan merasa lebih nyaman. Selain itu kondisi ini juga Membuat segmen lain terhindari dari percepatan mengalami degenerasi. Hal yang terjadi bila dilakukan penyatuan pada koreksi segmen tulang belakang yang terjadi penekanan. Keuntungan lain, tindakan ini tidak memerlukan tambahan tulang untuk melakukan penyatuan. Kemungkinan terjadi gagal penyatuan juga dapat dihindari dengan tindakan ini. Tidak digunakannya implant seperti plate Juga menghindari adanya iritasi pada saluran cerna makanan pemulihan pasienjuga lebih cepat dibandingkan tindakan penyatuan tulang.
Siapa yang dapat dilakukan tindakan ini?
> Penderitajepitansarafdi leher yang tidak dapat diatasi dengan tindakan non operasi, seperti pemberian obat atau atau fisioterapi.
> Biasanya hanya untuk satu level diskus, bila terjadi pada beberapa level, dokter akan memberikan pertimbangan.
> Tidak direkomendasikan pada pasien yang sebelumnya sudah melakukan tindakan operasi penyatuan tulang belakang leher.
> Penderita yang mengalami osteoporosis atau infeksi aktif pada tulang belakang juga tidak direkomendasikan.
RISIKO PASCA TINDAKAN
Risiko pasca tindakan disc replacement surgery hampir sama dengan tindakan operasi lain pada daerah leher. Hanya saja dibandingkan tindakan lain, risiko pada teknik ini relatif lebih rendah, diantaranya perdarahan, infeksi, cedera pada persarafan atau saluran cerna atas, kesulitan menelan (biasanya hanya sementara) hingga posisi implan bergeser sehingga perlu dilakukan pembedahan ulang.
MASA PEMULIHAN
Setelah dilakukan tindakan, pasien akan mendapatkan perawatan tidak terlalu lama, sekitar 2-3 hari.
Kadang perlu dipasang imobilisasi penyangga leher untuk beberapa pekan, bergantung pada tindakan operasi yang dilakukan. Nyeri akibat tindakan ini biasanya tidak terlalu hebat, dan akan hilang dalam beberapa hari. Gangguan yang timbul akibat tekanan saraf, seperti rasa nyeri, baal, dan kelemahan biasanya akan pulih dalam beberapa waktu. Tergantung pada tingkat keparahan yang terjadi.
Untuk konfirmasi bahwa posisi sendi buatan tidak berubah, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen secara berkala. Biasanya penderita akan dapat melakukan pekerjaan ringan setelah dua hingga tiga minggu, dan dapat melakukan pekerjaan seperti semula setelah enam hingga delapan minggu.
Dr.GATOT IBRAHIM Sp.OT (sumber www.radiografer.info)