KAJIAN ISLAM MENGENAI "NABI ISA A.S. MEMIMPIN UMATNYA"
KAJIAN ISLAM ini diriwayatkan Pada zaman ini Nabi Isa a.s. akan menjadi hakim yang adil dan bijaksana bagi seluruh umat manusia berdasarkan syari'at Rasulullah SAW. Pada saat itu, Al-Qur'an dan kitab-kitab yang lain (seperti hadits dan kitab-kitab fiqih empat madzhab) sudah diporak-porandakan oleh Dajjal dan pengikutnya. Akhirnya Nabi Isa a.s. bermunajat memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Ta'ala, kemudian beliau pergi ke sungai Jaihun.
Ketika Nabi Isa a.s. datang ke sungai Jaihun, tiba-tiba ada peti keluar dari tengah sungai, kemudian Nabi Isa a.s. membawa peti tersebut. Ternyata di daiam peti tersebut berisi Al-Qur'an dan kitab-kitab karangannya Syekh Abul
Qasim Al-Qusyairiy r.a.(sumber wafirru Illallah) Dengan Al-Qur'an dan kitab kitab tersebut Nabi Isa a.s. mulai menata kembali peradaban manusia berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah atau juga berdasarkan syari'at Rasulullah SAW dengan tidak berpegangan hanya dengan satu madzab saja, tetapi ini telah dijaga oleh Allah dari kesalahan dalam menetapkan suatu hukum.
Sewaktu Nabi Isa a.s. hendak menjalankan hukum pemerintahannya, tiba-tiba Malaikat Jibril datang kepada beliau untuk memberitahu tentang akan datangnya Ya'juj Ma'juj dan menyampaikan perintah dari Allah Ta'ala agar
Nabi Isa a.s. dan kaum muslimin yang lain mengungsi kegunung Thur. Ternyata benar, tidak begitu lama Ya'juj Ma'juj.(sumber wafirru Illallah hal 60).
keiuar dari sarangnya (tempat mereka ditahan). Keluarnya Ya'juj Ma'juj ini bagaikan keluarnya semut dari lubang. Dari sinilah permukaan bumi ini mengalami kerusakan total akibat ulah Ya'juj Ma'juj.
Nanti pada-zamannya Nabi Isa a.s. rakyat mutlak dibebaskan dari membayar pajak. Hai ini berbeda dengan pendapat Qadli lyadl. Mana pendapatyang benar ? Wailahu A'iam. Dan pada saat itu tidak ada babi atau celeng berkeliaran dengan bebas, apabila ada babi atau celeng yang berkeliaran tentu akan dibunuh oleh pemerintahan Nabi Isa a.s. Karena babi dan celeng itu merupakan makanan kesukaan orang kafir, dan haram dimakan oleh orang Islam. Walhasil, setiap perkara yang sudah jelas haramnya menurut nash Al-Gur'an pasti dilenyapkan oleh Nabi Isa a.s. Tindakan demikian ini untuk member! Pengertian kepada orang kafir, bahwa apa yang mereka makan itu adalah haram dan batil.
Menurut pendapat yang terpilih dari Madzhab Syafi'i dan Madzhab Jumhur tentang wajibnya membunuh babi dan celeng setelah mampu, meskipun di negeri orang kafir.
Hal ini juga telah dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim. Pendapat ini sekaligus menyalahkan dan menentang pendapat yang memperbolehkan memelihara babi dan celeng di negeri orang kafir dengan qayyid, asal tidak ada yang makan Pada zamannya Nabi Isa besok tidak ada bedanya dengan zamannya Imam Mahdi, tidak ada agama selain agama Islam, tidak ada yang disembah selain Allah SWT.
Orang yang jahat telah mati, fitnah telah lenyap, kemungkaran telah sirna, tidak ada penyakit menular, tidak ada pelacuran, tidak ada barang riba, tidak ada orang yang bertengkar, tidak ada orang yang saling bermusuhan baik yang ada di daratan maupun yang ada di lautan se muanya senang bersaudara, senang bekerja sama dan tolong menolong, tidak ada orang melarat, tidak ada zakat, tidak ada orang yang minum-minuman keras. Sehingga tidak ada kemaksiatan.
Di zaman Nabi Isa a.s. seluruh penduduk langit, penduduk bumi, ikan di lautan, binatang di butan, semuanya ridla dan patuh terhadap perintah Nabi Isa a.s. Sehingga harimau bisa berkumpul dengan kambing, kucing bisa hidup rukun bersama tikus, ular berkumpul dengan katak, bahkan anak-anak kecil bermain dengan kalajengking, kelabang dan ular tidak khawatir digigit. Bumi pun menjadi subur mengeluarkan segala macam tetumbuhan yang
memberikan banyak berkah, kembali seperti keadaan zaman Nabi Adam a.s. Karena berkahnya tanaman, sampai sampai anggur satu ikat tidak habis dimakan orang sepuluh. Begitu juga sebuah delima tidak habis dimakan orang sepuluh, sehingga sisanya lebih banyak dari pada yang dimakan.
Cahaya Islam bersinar terang di mana-mana, semangat beribadah senantiasa berkobar di hati kaum muslimin, sehingga pada zaman itu disebut zaman keemasan bagi kaum musHmin. Angin Shaba (angin rahmat) senan-
tiasa meniupkan hawa sejuk yang sangat nikmat Sampai sampai ada orang melihat mayat berkata : "Alangkah baiknya kamu hidup lagi untuk merasakan senangnya hidup ini.
Suasana ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan umat manusia pada waktu itu lamanya sampai kira-kira 70 tahun. Sumber Wafirru llallah, hal. 67.
Semoga bermanfaat buat pembaca